Beritabawean.com – Gunung menangis merupakan salah satu gunung tertinggi yang ada di pulau Bawean. Gunung ini akan terlihat jelas dari sekitar desa gunung teguh dan sekitarnya. Gunung ini sering sekali di selimuti kabut terutama di waktu pagi dan sore hari. Dinamakan dengan gunung menangis bukanlah sebuah kebetulan, pastilah ada sejarah yang melatarbelakangi penamaan itu.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat bawean, gunung menangis ini merupakan tempat berdiamnya waliyah siti zainab ketika pertama kali tiba di pulau bawean. Beliau adalah salah satu tokoh penyebaran agama Silam di Pulau Bawean.
Siti Zainab merupakan putri Kiai Ageng Bungkul (Sunan Bungkul ) dan juga merupakan istri dari salah satu anggota wali songo yaitu Raden Paku (Sunan Giri). Dalam penyebaran agama Islam, Siti Zainab memusatkan dakwahnya di Desa Sudi Monggo yang kemudian lebih familiar dengan nama desa Diponggo. Siti Zainab meninggal dan dimakamnya di desa tersebut. Hingga kini makamnya selalu ramai dikunjungi warga dan menjadi salah satu wisata religi pulau Bawean.
Baca Juga :
Dhungkah, Tradisi Musik Kuno Pulau Bawean
Istimewanya Wanita Pulau Bawean Yang Bikin Pria Jatuh Cinta
\”Sasakbenan\” Tradisi Unik Mencari Nabi Hidir
Cerita detilnya waliyah siti zainab ini sebelumnya tiba di desa kumalasa dengan pakean yang lusuh dan compang camping, Sedangkan desa kumalasa pada saat itu sedang terjangkit penyakit sampar, karena kedatangan siti zainab berbarengan dengan kondisi desa kumalasa tersebut, maka rakyat desa menyangka bahwa penyakit itu telah di bawa dan di tularkan oleh waliyah zainab dan rombongannya. karena terprovokasi dengan berita itu maka rakyat desa kumalasa berbondong-bondong mengusir waliyah zainab dan rombongannya.
Karena pengusiran tersebut, akhirnya waliyah zainab beserta rombonganya menyusuri tempat demi tempat yang kondisinya masih berupa hutan rimba. hingga malam tiba mereka belum menemukan tempat berdiam yang aman. dengan terpaksa mereka harus bermalam di tengah hutan rimba, karena kondisi tersebut waliyah siti zainab beserta rombongannya memohon dan bermunajat kepada Allah, hingga menangis. karena kuasa Allah seluruh masyarakat bawean mendengar tangisan tersebut. kemudian masyarakat sekitar mencari asal tangisan tersebut.
Singkat cerita, masyarakat menemukan sumber tangisan di atas gunung tersebut. dan di namailah gunung itu dengan gunung menangis. Di duga makam yang ada di puncak gunung menangis tersebut adalah salah satu rombongan waliyah siti zainab, yang meninggal ketika tersesat di gunung tersebut.