Mengapa Tidak Ada Binatang Buas Di Pulau Bawean ? Ternyata Ini Alasannya

Walaupun pulau Bawean sebagian besar masih berupa hutan belantara namun hampir tidak pernah terdengar adanya binatang buas, seperti harimau atau singa atau hewan hewan buas lainya. Apakah karena lingkup wialayah yang terlalu kecil? Secara logika bisa saja, jika ada binatang buas, bisa saja masyarakat pulau Bawean akan melakukan perburuan karena khawatir akan memangsa warga yang sebagian masyarakat masih sering beraktifitas di kebun atau di hutan.

Mengapa Tidak Ada Binatang Buas Di Pulau Bawean ? Ternyata Ini Alasannya

Namun sampai saat inipun saya belum pernah mendengar adanya alasan itu dari beberapa orang tua yang saya tanya, itu artinya sejak dulu memang belum pernah di temukan adanya indikasi keberadaan binatang buas di daerah pulau Bawean. Yang paling sering ditemui warga hanyalah babi kutil hewan endemik asli pulau Bawean. Keberadaan hewan inipun hampir punah karena sering diburu oleh warga lantaran karena sering merusak tanaman.

Baca Juga : Kolam Sajje Bawean, Rasakan Sensasi Berenang Di Kolam Dengan Air Asli Pegunungan

Ada Hal Mistis Di Balik Tidak Adanya Hewan Buas Di Bawean

Kejadian kejadian langka yang ada di pulau Bawean  memang sering dikaitkan dengan adanya hal mistis seperti tidak adanya burung gagak, konon menurut cerita rakyat terjadinya telaga kastoba. Burung gagak ini diusir oleh ratu jin karena membocorkan rahasia keajaiban pohon kastoba kepada pria buta yang berteduh di bawah pohon kastoba.

Nah, untuk kisah mistis yang dikaitkan dengan tidak adanya binatang buas di pulau Bawean yang saya kutip dari buku Pulau Putri karangan Zulfa Usman  lantaran karena adanya pohon sakti yang dikenal dengan nama \”Kendung Pote\”( Kendung Putih). Pohon ini sangat susah untuk ditemukan di daerah daerah lain di Indonesia hanya terdapat di pulau Bawean saja. Konon menurut masyarakat pohon sakti itu sangat disegani oleh binatang buas sehingga tidak berani untuk tinggal di pulau Bawean. Hingga saat ini banyak masyarakat yang ingin memiliki pohon sakti ini untuk dijadikan azimat agar tidak diganggu oleh binatang binatang buas yang mematikan lainnya seperti ular, kalajengking atau binatang binatang buas lainnya.

Baca Juga : Tradisi Kuno Masyarakat Bawean Saat Terjadi Gerhana Bulan

Mengenai tentang kebenarannya Jika di bawa ke alam yang modern saat ini memang banyak yang tidak akan percaya, tapi bagi masyarakat zaman dulu ini sebuah kearifan kepercayaan terhadap khazanah kekayaan cerita rakyat yang sangat asik untuk diulas, diceritakan dan dibanggakan kepada mereka penerus zaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *