Peringatan Maulid Nabi Muhammad dilaksanakan rutin oleh umat Islam pada bulan kelahiran beliau yaitu pada bulan Rabiul Awal. Peringatan ini tidak hanya dilaksanakan pada tahun tahun belakangan ini saja tapi sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun silam. Namun walaupun begitu peringatan terhadap kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW selalu menjadi pro kontra di kalangan umat Islam, ada yang mengatakan Bid\’ah dan ada yang mengatakan Sunnah. Tentunya pendapat tersebut memiliki dalil dan dasar tersendiri.
Tapi yang terpenting adalah kebijaksanaan dalam menyikapi perbedaan tersebut janganlah sampai perbedaan ini sampai menimbulkan perpecahan di kalangan umat. Bagi yang mengatakan bid\’ah silahkan tidak merayakannya namun bagi yang mengatakan sunnah tidak boleh menjelek jelekkan yang mengatakan bid\’ah umat Islam harus tetap bersatu walau banyak perbedaan dalam menyikapi suatu hal.
Pada tulisan ini kami akan menyempaikan dalil tentang diperbolehkannya memperingati Maulid Nabi yang yang tentunya bersumber dari refrensi yang kridibel yang kami sadur dari beberapa refrensi diantaranya buku Argumentasi Ulama\’ Syafi\’iyah terhadap beberapa tuduhan Bid\’ah yang di tulis oleh Ust. H. Mujiburrahman. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana pandangan ulama dan pakar Islam dalam menyikapi problematika tentang peringatan Maulid.
Baca Juga : Kumpulan Tema Maulid Nabi Muhammad SAW Yang Menarik
Pada Ulama\’ yang berfaham Syafi\’iyah telah sepakat bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW termasuk dalam Bid\’ah Hasanah jadi walaupun tidak ada di zaman Rasulullah SAW namun prilaku ini diperbolehkan karena mengandung banyak kemanfaatan di dalamnya. Salah satunya diantara mengagungkan junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Maka jika orang yang melaksanakan dengan niat untuk mengagungkan Rasulullah SAW maka dia akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur\’an surah Al-A\’raf ayat 157.
Artinya \” Maka orang orang yang beriman kepada Nabi Muhammad SAW mengagungkannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang diturunkan bersamanya (yakni Al-Qur\’an) mereka itulah orang orang yang beruntung \”.
Ayat di atas bisa menjadi dalil Al-Qur\’an tentang maulid. Karena tiada lain dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW mengandung pengagungan terhadap Rasulullah SAW. Menurut Imam Jaluddin As-Suyuti mentakan bahwa peringatan maulid ini adalah bid\’ah hasanah yang akan memberikan pahala karena di dalamnya terdapat pengagungan terhadap Rasulullah SAW. Sedangkan Imam Abu Syamah guru Imama Nawawi mengatakan bahwa diantara kegiatan yang sangat baik yang tidak terdapat pada zaman Rasulullah SAW yang dilakukan pada saat ini adalah Maulid Nabi Muhammad SAW yakni di dalamnya memperbanyak sedekah, melakukan amalan yang shaleh dan menampakkan keriangan akan kelahiran Rasulullah SAW.
Dalil Maulid Nabi Muhammad SAW
1. Maulid Nabi merupakan ungkapann kegembiraan dari segenap kaum muslimin atas kelahiran junjungan mereka Nabi besar Muhammad SAW dan ini diniatkan untuk mengambil keberkahan. Kita sering mendengar kisah bagaimana Abu Lahab yang sangat benci terhadap Rasulullah SAW hingga namanya tercatat dalam Al-Qur\’an namun dirinya sebagai paman dirinya sangat bahagia ketika Nabi Muhammad lahir kedunia dari sangat bahagianya Abu Lahab memerdekakan budak perempuannya bernama Tsuwaibah karena mengabarkan kelahiran baginda Rasulullah SAW kepadanya. Oleh karena kegembiraan itulah dalam hadist yang diriwatkan oleh Imam Bukhari Abu Lahab diringankan siksanya pada setiap hari senin. Lalu bagaimana lagi dengan umat Islam yang merayakannya dan senang akan kelahirannya?
Baca Juga : Contoh Susunan Acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
2. Dalam kehidupan sehari Rasulullah SAW selalu rutin melaksanakan puasa senin karena rasa bersyukurnya telah di lahirkan ke dunia sebagai hamba yang paling mulia. Jika Rasulullah SAW begitu menghormati kelahirannya bagaimana dengan umatnya apakah tidak bersyukur dan berterima kasih telah diutusnya Rasulullah yang telah menuntun kita dari kegelapan kepada cahaya keislaman ? . Secara tidak langsung Rasulullah telah melaksanakan perayaan maulidnya sendiri walaupun hanya dilaksanakan dengan berpuasa. Perayaan Maulid juga merupakan perayaan yang sama baiknya dengan berpuasa karena di dalamnya juga terdapat tradisi shadaqah, bersilaturrahim dan berdzikir serta mendengarkan kisah kisah tentang Rasulullah SAW.
3. Di dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pasti melantunkan shalawat kepada beliau dan Allah memerintahkan kita untuk melaksanakannya sebagaimana yang di sebutkan dalam Al-Qur\’an :
\” Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya menyampaikan menyampaikan shalawat kepada kepada Nabi, wahai orang orang yang beriman ucapkanlah shalawat dan salah kepadanya\”
4. Pada sertiap acara Maulid Nabi Muhammad SAW biasanya selalu dikisahkan tentang keagungan Rasulullah SAW yang disampaikan dalam ceramah agama atau pembacaan kisah kisah dan keagungan Rasulullah SAW seperti Maulid Diba\’ dan maulid Simtudduror. Sehingga umat Islam yang hadir bisa menumbuhkan semangat untuk mengikuti dan mencontoh keluhuran perilaku Nabi.
5. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan wujud cinta umat Islam kepada Allah dan juga Nabinya dan inilah cinta yang paling utamanya. Dimana dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa \” Belumlah sempurna imam seseorang dinatara kalian sehingga aku lebih dicintainya dibanding dengan orang tua, anak anaknya dan umat manusia \”.
Dalam sebuah kisah juga disebutkan bahwa seorang arab pedalaman datang menemui Rasulullah SAW dan menanyakan kapan kiamat akan tiba. Rasulullah malah berbalik bertanya kepadanya apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya? Lalu orang tersebut mengatakan \” Untuk menghadapinya saya tidak menyiapkan shalat yang banyak, dan juga tidak puasa yang banyak, akan tetapi saya mencintai Allah dan Rasulnya. Mendengar jawaban tersebut lalu Rasulullah SAW bersabda \” Di akhirat nanti seseorang itu akan berkumpul bersama orang orang yang dicintainya \”.
Demikianlah sedikitnya 5 alasan yang bisa menjadi dalil diperbolehkan merayakan Maulid Nabi. Setiap perbuatan yang tidak pernah dilakukan di zaman Rasulullah bukan berarti semuanya terlarang dan di haramkan. Rasulullah SAW tidak melakukannya terkadang karena beberapa sebab diantaranya adalah karena bukan kebiasaan seperti masalah Dhab (Biawak) tersebut dalam hadist yang shahih bahwa Rasulullah SAW pernah di hidangkan Dhab, Ketika Rasulullah SAW menjulurkan tangannya dikatakan kepada beliau kalau itu adalah binatang Dhab, lalu rasulullah tidak jadi memakannya, kemudian sahabat bertanya apakah Dhab itu di larang? Rasulullah SAW menjawab tidak, akan tetapi dia tidak ada di negeri kaumku \”. Wallahu \’Alam Bissawab.