Bagaimana Cara Menjadikan Keluarga Sebagai Sentral Pendidikan Islami bagi Anak?

Sejak awal, Rumah tangga dibangun atas dasar cinta dan kasih sayang dimana didalamnya penuh dengan kebahagiaan dan cinta kasih antara dua insan manusia yang saling mencintai. Rumah tangga ini dibentuk dengan spirit menelurkan generasi muslim yang unggul. jangan sampai kita menganggap diri kita muslim tetapi pola pendidikan islami tak pernah menghiasi rumah tangga kita.

Bagaimana Cara Menjadikan Keluarga Sebagai Sentral Pendidikan Islami bagi Anak



Wahai Bunda Shalehah, jangan biarkan rumah tangga yang dibangun dengan penuh cinta ini justru melahirkan generasi generasi yang salah, salah maksudnya generasi kita tidak menjadi generasi islami. jangan biarkan rumah tangga diperankan seperti losemen, yang hanya sebagai tempat tidur, makan dan bercengkrama saja. 

Tapi, bagaimana rumah tangga menjadi tempat kita mendidik generasi islami yang benar benar berkualitas, menggodok calon generasi yang bisa berkiprah pada agama dimasa yang akan datang.

Baca Juga : Tips Keluarga Bahagia Agar Rumah Tangga Menjadi Ladang Kebaikan Untuk Meraih Syurga Allah

Janganlah kita meninggalkan generasi yang gebyar dengan prestasi duniawi saja tapi mereka lemah dengan prestasi agamanya, lemah aqidahnya dan lemah akhlaknya. Allah Berfirman :


“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, dan mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”(QS. An-Nisa [4]

Ada sebuah kisah menarik betapa pentingnya agama diajarkan pada anak anak kita :


Suatu saat, seorang Ustadz diminta mengunjungi professor bidang kedokteran. Ustadz datang bukan untuk konsultasi soal penyakit tapi professor tersebut sedang sakit dan membuat dia koma berbulan bulan. tepatnya 6 bulan professor itu itu koma. Ustadz datang kerumahnya dismabut oleh istrinya serta perawat yang menanganinya. disana ustadz tersebut diminta mendoakan guru besar tersebut. sebelum ustadz membaca beberapa ayat alqur\’an, ustadz bertanya pada istri professor tersebut, Apakag ada diantara putra putrinya yang bisa membaca al-qur\’an ?

\” tak ada satupun diantara anak anak saya yang bisa membaca Al-Qur\’an. mereka semua kini sibuk dengan pekerjaan masing-masing. ada yang bekerja diluar kota bahkan juga masih bertugas di luar negri \” Jelas Ibu tersebut dengan wajah memelas dan sangat sedih.

\” Tapi kalau Ibu bisa baca Al-Qur\’an yah ? tanya lagi seorang Ustadz tersebut. 
\” Saya juga tidak bisa baca alqur\’an ustadz \” Jawab ibu itu jujur.

Baca Juga : Amalan Sederhana Ini Bisa Bikin Setan Menangis Tersedu Sedu

\” Kalau begitu, saya minta nantinya ibu menyediakan kaset murottal dan disambungkan pada sound kecil, diharapkan setiap hari bahkan setiap saat rumah ini dipenuhi dengan lantunan ayat al-qur\’an atau juga bisa disetel shalawat juga \”

Ibu tersebut memenuhi permintaan ustadz tadi dan setiap hari rumah tersebut dipenuhi dengan lantunan alquran dengan menggunakan kaset dan speaker kecil. berselang seminggu setelah ustadz tersebut berkunjung, professor tersebut dikabarkan telah wafat.

Betapa pentingnya kita mengajari anak anak kita mengenal Allah dan mengenalkan cinta pada Rasulullah SAW sehingga mereka tak henti henti membacakan shalawat kepada beliau. walhasil mereka nantinya akan tumbuh sebagai generasi islami yang kokoh dan kuat imannya, istiqamah dalam syariatnya dan menjulang akhlaknya. betapa bahagianya hati orang tua jika benar berhasil menjadikan keluarga sebagai sentar pendidikan islaminya.

Wahai Bunda Shalehah, anak anak adalah amanah dari Allah SWT. yang wajib kita jaga dan kita didik dengan sebaik baiknya didikan agar kelak menjadi manusia yang bermanfaat yang shaleh yang dapat menjadikan penyejuk bagi orang tuanya. Tetapi sudahkah kita memberikan waktu untuk anak anak kita belajar Al-Qur\’an? sudahkan kita meluangkan diri untuk bercerita tentang kisah Nabi dan orang-orang shaleh pada anak anak kita supaya mereka termotivasi mengikuti jejaknya?

Ataukah kita lebih banyak disibukkan oleh gawai kita, disibukkan dengan karier dan urusan duniawi kita? sudahkah kita mengajari anak anak kita membaca surah Fatihah? 

Mungkin perkara lain bisa diajarin oleh lain diluar sana seperti disekolah atau dimana saja mereka bermain, tetapi terkait baca Al-Fatihah kita sendirilah yang pertama kali harus mengajarinya. karena Al-fatihah dibaca setiap shalat si anak. diharapkan agar setiap shalat kita ikut mendapat pahala yang mengalir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *