Ilustrasi keindahan Ramadhan kareem |
Beritabawean.com – Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwasanya dalam kehidupan kita ini ada bulan yang sangat di nanti dan selalu menjadi bulan kerinduan manusia muslim seluruhnya yaitu bulan suci Ramadhan ( bulan puasa ), dimana seluruh umat muslim di dunia ini melakukan ritual keagamaan dengan menjalankan ibadah puasa dengan cara menahan lapar dan haus selama satu hari sejak mulai terbit fajar ( subuh ) hingga terbenamnya matahari ( maghrib ).
Bagi masyarakat Bawean yang mayoritas penduduknya beragama islam memiliki kebiasaan tersendiri dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Kebiasaan – kebiasaan tersebut kini sudah mulai mengikis dan mulai dilupakan oleh para generasi penerusnya. Suatu perbedaan yang sangat jauh manfaatnya antara kebiasaan masyarakat dulu dengan yang sekarang. Sangat disayangkan kenapa kebiasaan atau tradisi itu malah kini menjadi tak karuan.
Nah, mau tau apa saja kebiasaan-kebiasaan itu? Yuk terus lanjutkan membaca artikel dibawah ini.
1. Masyarakat dulu dalam menunggu waktu berbuka ( adzan berkumandang ) selalu mengisi aktivitasnya dengan Darusan di rumah atau mendengarkan pengajian dari para ustadz di Masjid atau Mushallah. Akan tetapi kebiasaan baik tersebut kini sudah mulai ditinggalkan oleh kebanyakan masyarakat Bawean khusunya dikalangan Remaja dan pemuda dan menggantinya dengan tradisi Ngabuburit (Nyare malem) karena meniru gaya dan kehidupan orang-orang kota.
2. Masjid di pulau Bawean dulu sering penuh dengan jama’ah terutama di bulan penuh berkah ini demi untuk melaksanakan perkara sunnah yang dianjurkan dan selalu menjadi ciri khas bulan suci Ramadhan yaitu shalat sunnah Taraweh. Tetapi hal itu sekarang juga sudah mulai diremehkan, jika sudah menginjak hari ke 10 ke atas jumlah jama\’ah tarawih sudah menyusut drastis hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang sudah sibuk dengan beberapa urusan kesenangan pribadi seperti Internetan, Nonton TV dan Media canggih lainnya.
3. Sehabis shalat taraweh biasanya masyarakat Bawean dulu sering mengisi kegiatannya dengan bertadarus di Masjid dan Mushallah-Mushallah baik itu dikalangan kanak-kanak maupun Dewasa, tapi sekarang sudah semakin sedikit yang melakukannya. yang biasanya sampai jam 12 malam sekarang jam 9 malam sudah pada sepi.
4. Masyarakat Bawean dulu tidak pernah menunjuk-nunjukkan pada orang lain yang berpuasa tentang dirinya yang tidak puasa karena malu dan takut akan siksaNya, tapi anak sekarang dengan bangganya menunjukkan pada orang lain bahwa dirinya tidak berpuasa dan malah ngemil / rokoan di depan orang-orang.
Sangat disayangkan jika hal baik kita lupakan dan menggantinya dengan hal yang tidak bermanfaat. betapa kami sangat merindukan kebiasaan-kebiasaan masyarakat Bawean dahulu. Semoga kita semua mendapatkan hidayah dan ampunannya dan menjadi lebih baik dalam memasuki bulan penuh ampunan ini Amiin..
Penulis : Muslihati, Mahasiswa STIT Raden Santri Bawean