Foto : Muksin Alatas |
Beritabawean.com – Tepat posisi matahari menancap di tengah ubun-ubun kepala, pada hari Rabu 28 Juni 2017, saya bersama anak-istri sekeluarga hendak menuju objek wisata dua alam yakni \”Mombhul\” permai. Kepermaian objek wisata \”Mombhul\” bisa saja terkemas dari keindahan alam flora yang hijau ranum penuh kesejukan dan keelokan alam bahari berupa keteduhan alam pantai yang menakjubkan. Mungkarnya matahari dapat diterawang langsang dari ketinggian bibir pantai \”Mombhul\” di pagi hari. Jika kelak benar-benar di kawasan perbatasan dua kecamatan kawasan timur Pulau Bawean tersebut dikelolah secara profesional dengan tetap mempertimbangkan kearifan lokal maka ke depan objek wisata dimaksud akan menjadi destinasi (jujukan) para pesuka wisata yang tiada duanya di lain tempat, termasuk di belahan dunia lainnya. Pengunjung dinyamankan dengan akses sebagai jalan masuk berstandar untuk kendaraan roda empat. Bila perlu pihak pengelolah mendesain jalan masuk dan parkir tersebut agar bisa representatif untuk standar kendaraan bus pariwisata dan sekelasnya. Ke depan semua akan menjadi sebuah kenyataan bahwa Pulau Bawean yang mungil ini berada dalam genggaman dunia tanpa batas. Tentu hal ini berkat kerja sama secara integratif antardinas terkait yang mendukungnya.
Dermaga kapal roro sudah siap melayani keluar masuk kendaraan pariwisata jenis apa pun, termasuk bandar udara siap mengantar keluar masuk para pelancong wisnu dan wisman secara layak kelaknya. Bawean akan menjadi \”sorga\” dunia para pemburu objek wisata.
Perpaduan dua keindahan ini masih jarang adanya di belahan bumi lainnya. Di pagi hari para wisatawan bisa menikmati \”sun rise\” dari ketinggihan tanah \”Mombhul\” karena tepat berada di belahan timur pantai Pulau Bawean. Dari sisi kesehatan, kesehatan tulang para pengunjung akan terjaga dari kekeroposan setelah berendam di pantainya. Lalu, para pengunjung dapat berbilas dengan air tawar bersih di beberapa kamar mandi memadai yang sudah disediakan oleh pihak pengelolah. Kondisi jatuhnya berkas sinar matahari pagi yang membelai mesra di sekujur tubuh para pewisata mampu mengubah provitamin D menjadi vitamin D untuk kekuatan tulang. Tengah hari hingga sore hari matahari tidak seberapa menyengat kulit para pengunjung atas bayang-bayang rimbunan daun pepohonan yang amat lebat. Pandangan mata ke laut lepas pun tak terhalang karena berada dalam sebuah ketinggian. Kesegaran udarapun terjamin berkat sumbangan mulut daun yang menghijau penuh kesejukan. Belum lagi paduan surau kicau burung dan bunyi merdu gesekan dedaunan saat diterpa angin pantai sepanjang hari. Objek wisata \”Mombhul\” benar-benar menggoda hati para pengunjungnya, termasuk penulis sendiri yang baru sekali berkunjung ke sana sudah tergoda olehnya, sehingga datang ke sana merasa kurang untuk datang mengulanginya.
Perlu kiranya, kita memberikan apresiasi kepada pihak pengelolah objek wisata \”Mombhul\” yang sudah menyediakan sarana umum berupa bangunan keperluan MCK dan musallah yang memadai. Pengadaan sarana air bersih dengan memperhatikan debit air yang relatif deras dan jernih itu membuat perasaan semakin betah untuk datang berkunjung kembali ke sana. Pengunjung tidak perlu gusar untuk menunaikan kewajiban sebagai kaum muslimin dan muslimat karena fasilitas ibadah sudah dirampungkan terlebih dahulu oleh pihak pengelolah. Tempat bersantai bersama keluarga tinggal memilih sendiri sesuai keinginan, bisa \”ngumpul\” bersama di beberapa dangau atau \”dhurung\” atau berpencar ke segala penjuru, baik di bibir pantai bagian bawah berupa hamparan butiran pasir maupun tetap duduk santai di atas perbukitan yang luas membentang. Siapa gerangan yang tidak akan tergoda dengan kemunculan objek wisata \”Mombhul\” sebagai anugerah dan keagungan Sang Maha Pencipta?
Patutlah kiranya kita berbangga hati dengan kehadiran investor lokal sebagai putra daerah sebagai penanam modalnya. Bila tidak, maka sirkulasi uang akan mengalami peristiwa cash inflaw. Artinya, uang warga Pulau Bawean akan dibawa terbang ke luar daerah atau ke luar negeri sekalipun sehingga pulau ini menjadi daerah yang terkeruk dari sisi keberadaan putaran keuangan. Di sinilah pentingnya menghadirkan investor lokal, apalagi pihak perbankan pun sudah siap untuk menggelontorkan dana pinjaman bagi yang berminat mengembangkan pariwisata di Pulau Bawean. Lebih baik lagi bila tanpa melibatkan pihak ketiga karena pada kenyataannya retrebusi untuk masuk tetap terjangkau. Petugas pintu masuk dengan senyum semringahnya tidak perlu lagi pilih-pilih kasih dalam menarik retrebusi untuk masuk walau selama ini masih zonder karcis . Demi kemajuan untuk pengembangan objek wisata tersebut semua dengan kesadaran hendaknya membayar. Jika tidak, jangan berharap \”Mombhul\” akan berkembang dan berkelanjutan adanya.
Dengan dibuka dan dikelolahnya secara profesional objek wisata di Pulau Bawean berarti sudah memberikan kontribusi lapangan pekerjaan baru bagi warganya. Berapa banyak tenaga kerja yang telah direkrut dan diuntungkan dengan keberadaan objek wisata \”Mombhul\” sebagai project percontohan yang perlu dan patut didukung oleh semua pihak tanpa reserver. Selain itu pula para pedagang asongan dan pedagang keliling dengan segala macam barang jualannya pun bisa meraup rezeki di tempat lokasi tersebut.
Sebagai sedikit masukan kepada pihak pengelah objek wisata \”Mombhul\” untuk menghadirkan tempat pelayanan pengobatan seperlunya, termasuk pawang perjinan untuk menyisihkan dari tempat idaman masa depan tersebut karena bagaimanapun sebelum tempat tersebut dijadikan objek wisata sudah dihuni para jin dan rokh halus lainnya. Jangan lupa ucapkan \”salam\” bila hendak memasuki tempat wisata tersebut walau sekadar di dalam hati. Paling akhir dari saya \”Mombhul\” memang menggoda hati. Justru itu kerahkan pasukan kebersihan agar sampah tidak menjadi oleh-oleh yang memberi kesan kumah. Kebersihan sebagian dari iman dan warga Bawean semua beriman. Mombhul is oke….!
Oleh : Sugriyanto
Penulis Guru SMAN 1 Sangkapura dan Dosen STAIHA