Sepanjang perjalanan penelitian sy di seluruh wilayah Indonesia (30 Propinsi dan 500 an pulau), maka pulau Bawean di kabupaten Gresik merupakan salah satu pulau yang mempesona secara keindahan geografis dan kekayaan budayanya. Keindahan tersebut akan sll menjadi daya tarik dalam pengembangan pariwisata. Pariwisata alam akan selalu memiliki korelasi kuat dg nilai kebudayaan dan kehidupan masyarakat pada umumnya.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, banyak pihak berusaha menjadikan pulau Bawean dg konsep pembangunan pariwisata nasional dan internasional. Konsep ini dianggap sebagai \”jalan pintas\” untuk menyejahterahkan masyarakat ditengah ketiadaan industri dan pembangunan sektor lainnya. Namun, banyak orang melupakan bagaimana \”kejamnya industri pariwisata\” bagi masyarakat, khususnya dalam aspek kebudayaan dan keagamaan. Kekayaan kebudayaan (sbg selingan wisata alam) yg diunggulkan untuk mnjadi bahan tontonan wisatawan akan menjadi kebudayaan artifisial penuh kepalsuan dan basa basi, sehingga akan melepaskan nilai-nilai sosial kebudayaan yg baik yg selama ini dipegang oleh orang Bawean. Komodifikasi kebudayaan akan menjadikan masyarakat dipenuhi dg cara pandang keuntungan ekonomis. Demikian juga tradisi kemelayuan Bawean atau ikatan kebudayaan lainnya seperti ikatan kebugisan, ikatan kemaduraan dan ikatan kejawaan yang menjadi jantung kehidupan mereka akan semakin luntur ditengah kehidupan masyarakat.
Belum ada pariwisata saja, pemuda-pemuda Bawean skrg ini telah mengalami proses penurunan tradisi (dan barangkali moralitas lama yag baik pun menjadi sesuatu yg tidak lagi akan dipegang). Mabuk-mabukan, permainan bilyard dengan diiringi perjudian dan gank motor menjadi serangkaian praktik yg menjauhkan mereka dari nilai-nilai luhur generasi lama.
Bayangkan jika dunia pariwisata global harus hadir ditengah kehidupan mereka di masa kini dan yang akan datang. Pariwisata global setidaknya harus menyediakan \”minuman keras, prostitusi, hotel dan pemandangan lainya yg melezatkan mata\” yang hal tersebut mau tidak mau harus diterima oleh masyarakat Bawean. Apakah masyarakat Bawean siap menerima perubahan ini? Sangat disayangkan jika mereka harus menerima pariwisata global, sekalipun diiming-imingi dg \”Pariwisata Syariah\” sekalipun, maka kesucian pulau putri ini akan tetap ternoda. Imbasnya, kedalaman agama, keluhuran budi dan ketinggian etika Masyarakat Bawean yang namanya harum di berbagai negara dan pelosok negeri ini hanya akan menjadi cerita lama.
Bawean akan mnjadi wilayah kerusakan baru dari sisi alam dan budayanya seperti Wilayah Lombok NTB yang rusak segalanya oleh serbuan Pariwisata Global. Apakah pilihan pengembangan pulau Bawean hanya tertuju atau terfokus pada konsep pariwisata yg sebenarnya hanya menguntungkan para pemilik modal (pengusaha ataupun pejabat yang membuang atau mengimplementasikan dana programnya kesana?) Karena banyak kasus, masyarakat lokal hanya akan menjadi penonton tak menguntungkan di tanahnya sendiri. Kalaupun ada, pada umumnya adalah pihak-pihak yang mau menempel pada kepentingan pemilik modal (termasuk menjadi backing dan makelar-makelar tanah). Para pemegang modal dg konsepsinya sendiri akan mengorbankan alam dan budaya masyarakat sbg media produksi pengeruk keuntungan. Bagaimana pun skenarionya, masyarakat Bawean akan tetap dirugikan dalam semua aspek kehidupannya.
Oleh karena itulah, dilandasi dengan niat baik, maka sebagai sebuah usul, apakah tidak mmungkinkan membangun Bawean sebagai PULAU PENDIDIKAN DI JAWA. Konsep ini akan lebih beradab dan mampu mendorong seluruh sektor kehidupan masyarakat lokal bergerak tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur keadaban dan keagamaannnya, serta tidak akan mengganggu keindahan alamnya. Sy membayangkan pulau Bawean dipenuhi pesantren unggulan, sekolah (SD, SLTP, SLTA dan sederajat) kelas internasional, dan universitas tersohor di Indonesia dan mancanegara.
Sy membayangkan pula banyak siswa dan mahasiswa bersama orang tuanya hilir mudik ke pulau ini dg penuh rasa kebanggaan dan mau melepaskan uang untuk mmperoleh pendidikan yg hebat. Sy juga membayangkan pulau Bawean seperti Pulau Penang luar di Malaysia atau Aukland di benua Australia yg dipenuhi oleh sekolah dan universitas yang multilingual dan bertaraf internasional. Semoga bayangan saya dapat menjadi renungan bagi orang asli Bawean sendiri. Saya yg bukan orang Bawean sj memikirkan yg terbaik, bagaimana dg anda yang asli org Bawean? Kenapa anda malah berpikir untuk merusaknya hanya demi kepentingan ekonomi yang palsu?.
Waallahu alam bisshawab.
oleh
M. ALIE HUMAEDI ( Peneliti LIPI )