Kebanyakan orang menganggap bahwa Belajar dan Bermain bagi anak usia Dini merupakan suatu hal yang jauh berbeda dan terpisah. padahal sebenarnya anak di usia dini melakukan segala aktivitasnya tak lain adalah dengan bermain. bahkan cara belajarnya pun dengan bermain.
Sering orang tua menyalah artikan Bermain bagi anak di usia dini hanya sebagai hiburan dan kenakalannya saja, cara ada dalam mengungkapkan keinginannya salah satunya adalah dengan tingkah laku karena memang di usianya ia belum bisa berbicara. sangat disayangkan saat anak mengungkapkan keinginannya lewat tingkah laku justru orang tua mematikan semangatnya dan memarahinya karena dianggap itu sebagai tingkah nakalnya.
Maka sedih sekali saat mendengar Ibu ibu wali murid yang buru buru sekali ingin memasukkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi agar putra putrinya bisa segera belajar dan tidak hanya bermain saja.
Padahal NAEYC ( The National Assocoation for The Education Young Children) sejak tahun 1986 menyatakan bahwa aktivitas belajar bagi anak usia dini harus dilaksanakan dalam konteks bermain. dan dengan kata lain, membatasi anak dalam bermain sama saja dengan membatasi anak dalam belajar dan mendapat ilmu pengetahuan.
Hal ini dikarenakan bermain merupakan ekspresi kebutuhan alamiah dalam setiap anak. selain itu bermain juga sangat penting bagi perkembangan otak anak khususnya saat anak masih dalam tahap pertumbuhan.
Baca Juga : Pentingnya Memberikan Pendidikan Karakter Terhadap Anak Didik Untuk Mencetak Generasi Cerdas Dan Bermoral
Para bunda sekalian, Tahukah kalian bahwasanya bermain itu memiliki banyak manfaat pada psikologis anak, baik itu bermain sendiri ataupun kelompok. Coba bunda perhatikan saat anak bermain, keterampilan apa yang mereka dapat saat mereka bermain, bukankah itu skill yang mereka butuhkan saat mereka tumbuh menjadi dewasa kelak dan harus menghadapi dinamika kehidupan dimasanya nanti.
salah satu contoh permainan anak yang sering kita jumpai adalah anak bermain boneka bonekaan, atau robot robotan atau yang dikenal juga dengan bermain peran. jangan dianggap remeh permainan itu bunda. ketika anak bermain peran dia sedang belajar membedakan manakah dunia nyata dan mana dunia imajinasi. biasanya anak anak membagi peran dengan teman temannya, siapa posisinya si A jadi ibu dari si Boneka dan si B jadi kakaknya dan seterusnya. disitu anak sudah mulai memahami arti sebuah kehidupan.
Apa yang terjadi bila skill ini kurang terasah ?
jangan heran bila banyak kita temukan terutama para remaja labil yang sulit membedakan bahwa dunia sinetron termasuk drama, entah itu drama jepang atau drama dengan kehidupan sehari hari.
Berikut hasil beberapa penelitian terkait bermain :
- La freneire (2011) dalam risetnya menyatakan bahwa rhesus monyet dan tikus rumah yang kekurangan teman bermain menunjukkan adanya ketakutan berlebih dan agresif yang buruk.
- binatang yang bermain setidaknya 1 jam sehari berkembang lebih normal ( Pellis 2011)
- Saunders menyatakan bahwa tingkat kesenangan bermain di prasekolah berhubungan langsung dengan kemampuan bertahan dan coping skill
- anak anak belajar menghadapi konflik, melakukan kontrol diri, dan kerja sama untuk terus bermain ( La Freneire 2011)
- remaja pria dengan tingkat kesenangan bermain lebih tinggi memiliki kemampuan bertahan yang baik ( Hess dan bundy, 2003)
- Selama 50 tahun Terakhir kesempatan anak di Amerika serikat dan negara negara maju lainnya untuk bermain bebas terus berkurang, kemunduran ini disertai dengan konsekuensi negatif serius pada perkembangan fisik, mental dan sosial anak.
Baca Juga : Strategi Pembelajaran Di Luar Kelas Bagi Anak SD Agar Sistem Pembelajaran Tidak Membosankan
Jadi bunda sekalian, mari kita kembalikan dunia anak anak kita untuk bermain dengan dunianya yang tentunya atas pantauan orang tua agar bunda bisa mengawasinya. jangan biarkan anak berkembang dengan tidak baik karena anak hanya memiliki satu kali saja masa kecilnya dan itu harus bunda maksimalkan dengan sebaik baiknya. semoga mereka dapat tumbuh menjadi anak-anak yang tangguh dan bahagia di kemudian hari dan menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya, Amin