Doa Qunut Subuh Witir Dan Nazilah Lengkap Dengan Hukum dan Tata Cara Pelaksanaannya

Doa Qunut Subuh Witir Dan Nazilah Lengkap Dengan Hukum dan Tata Cara Pelaksanaanya

Qunut merupakan salah satu salah satu gerakan dalam shalat yang dilakukan dengan bacaan bacaan khusus yang berisikan doa doa. Pelaksanaannya dilaksanakan pada rakaat terahir setelah i\’tidal sebelum turun untuk melakukan sujud.

Ada beberapa shalat yang disunnahkan untuk melaksanakannya  yaitu shalat subuh, shalat witir. Sedangkan qunut nazilah atau qunut minta pertolongan itu dilaksanakan setiap habis shalat fardhu

Tata Cara Pelaksanaan Qunut

Untuk Qunut shalat subuh pelaksanaanya adalah sebagaimana yang telah diterangkan dalam pengertkian qunut diatas yaitu setelah I\’tidal pada rakaat kedua dalam shalat Subuh.

Sedangkan Qunut yang dilaksanakan pada shalat witir kebiasaanya di Indonesia yaitu dilaksanakan pada tanggal 15 hari terahir bulan Ramadhan pelaksanaanya pada satu rakaat yang terahir shalat witir yaitu setelah I\’tidal sebelum sujud.

Qunut witir pada tanggal 15 hari terahir bulan Ramadhan ini disunnahkan karena mengikuti Rasulullah SAW, sedangkan melaksanakan Qunut di  awal hingga pertengahan Ramadhan hukumnya makruh menurut pendapatnya Imam Syafi\’e.

Qunut Nazilah dilakukan dengan maksud meminta pertolongan kepada Allah SWT ketika ada bencana atau musibah yang menimpa orang orang muslim, misalkan terjadi peperangan antara negara muslim dengan kafir, atau ada pemimpin yang shaleh yang di tawan oleh musuh.

Pelaksanaannya adalah di semua shalat fardhu setelah i\’tidal pada rakaat terakhir. Sedangkan untuk shalat subuh maka qunut nazilah dilaksanakan setelah membaca qunut shalat subuh.

Doa qunut dibaca dengan mengangkat kedua tangan setinggi pundak. Dalam membaca qunut imam disunnahkan membaca dengan keras sekalipun pada shalat sirriyah.

Sedangkan bagi makmum yang mendengar akan suara imam disunnahkan membaca aamiin dengan keras karena berdoa atas bacaan imam. Sedangkan bagi orang yang shalat sendirian tidak diperintahkan membaca dengan keras atau dibaca dengan suara yang lirih atau pelan.

Untuk isi qunut yang berisi pujian yaitu mulai kalimat \” Fainna Qataqdhi\” sampai akhir makmum membacanya sendiri dengan suara yang pelan.

Bagi imam makruh membaca doa untuk dirinya sendiri di dalam qunut. Imam hendaknya membaca qunut dengan berdoa kepada semuanya. Dan ini tidak berlaku di dalam qunut saja tetapi kepada semua doa jadi imam harus berdoa untuk kesemuanya.

Tatacara ini tidak ada perbedaan antara laki laki dan perempuan.

Hukum Membaca Doa Qunut

Hukum melaksanakan qunut setelah shalat subuh masih terdapat perbedaan di kalangan mazhab yang dianut di Indonesia. Ada yang memperbolehkan ada yang tidak memperbolehkan jadi yang tidak memperbolehkan shalat subuhnya tanpa qunut setelah i\’tidal langsung sujud.

Dalam hukum melaksanakan Qunut ini sehendaknya kita harus bijaksana dalam menyikapinya. Tidak dibenarkan orang lain memaksakan pendapatnya terhadap orang lain. Sehendaknya anda mengetahui semua hukum qunut dari berbagai pendapat utamanya dari 4 mazhab. Dengan begitu anda akan bijaksana dalam menyikapinya.

Pendapat Mazhab Hanafiyah memilih tidak melaksanakan Qunut setelah subuh, karena menurut pendapat Ibnu Hanifah karena melihat Nabi tidak melaksanakannya dan Nabi melaksanakan Qunut hanya pada peristiwa saja setelah itu Nabi tidak melaksanakannya.

Mazhab Hanafi memperbolehkan melaksanakan Qunut pada shalat witir dan Qunut Nazilah saja. Untuk Qunut Nazilah dilaksanakan hanya pada shalat subuh saja dan yang membacanya adalah Imam sedangkan makmum hanya mengamini Qunut yang dibaca imam. Sedangkan tidak boleh Qunut pada shalat sendirian.

Sedangkan pendapatknya Imam Syafi\’i salah satu mazhab yang paling banyak dianut di Indonesia adalah melaksanakan Qunut. Prinsip imam syafi\’i dalam memperbolehkan Qunut adalah kalau setiap amal ibadah yang memiliki sandaran hukum lebih baik di amalkan ada pahalanya daripada tidak dilaksanakan. Jadi Qunut subuh, witir dan Nazilah semua diamalkan didalam mazhab Imam Syafi\’i

Imam Malik memiliki pendapat yang sama dengan Imam Syafi\’i tapi pelaksanaanya dilaksanakan sebelum rukuk . Perbedaanya dengan mazhab Syafi\’i adalah bahwa tidak ada Qunut selain shalat subuh. Jadi unituk shalat witir dan Qunut Nazilah itu tidak diperbolehkan.

Terahir pendapat Imam Hambali hanya memperbolehkan Qunut pada shalat witir saja sedangkan pada shalat Subuh dan Qunut Nazilah tidak melaksanakan. Qunut Nazilahpun diperbolehkan pada musibah yang besar saja sedangkan pada musibah kecil seperti penyakit dan sebagainya tidak diperbolehkan.

Bacaan Doa Qunut Subuh dan Nazilah

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=wpbXSo44noY]

Qunut Subuh Versi Baha Arab :

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَوَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَوَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَوَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَوَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ،فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَوَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَوَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَتَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَفَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَوَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَوَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Varsi Bahasa Indonesia

Allah hummah dinii fiiman hadait.
Wa’aa finii fiiman ‘aafait.
Watawallanii fiiman tawal-laiit.
Wabaariklii fiimaa a’thait.
Waqinii syarramaa qadhait.
Fainnaka taqdhii walaa yuqdha ‘alaik.
Wainnahu laayadzilu man walait.
Walaa ya’izzu man ‘aadait.
Tabaa rakta rabbanaa wata’aalait.
Falakalhamdu ‘alaa maaqadhait.
Astaghfiruka wa’atuubu ilaik.
Wasallallahu ‘ala Sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi. Wa’alaa aalihi washahbihi Wasallam. 

Artinya :
Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan
Dan berilah kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan
Dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan
Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan
Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan
Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum
Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin
Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya
Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau
Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan
Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau
(Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Bacaan Qunut Nazilah 


اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ

اللَّهُمَّ عَذِّبْ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ أَعْدَاءَ الدِّينِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِك وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَك وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَك اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إنَّك قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّك إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Allâhumma innâ nasta‘înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla‘u wa natruku man yafjuruk. Allâhumma iyyâka na‘budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas‘â wa nahfid, narjû rahmataka wa nakhsyâ adzâbak, inna adzâbakal jidda bil kuffâri mulhaq.
Allâhumma adzzibil kafarata wal musyrikîn, a‘dâ’ad dînilladzîna yashuddûna ‘an sabîlik, wa yukadzzibûna rusulaka wa yuqâtilûna auliyâ’ak. Allâhummaghfir lil mu’minîna wal mu’minât, wal muslimîna wal muslimât, al-ahyâ’i minhum wal amwât, innaka qarîbun mujîbud da‘awât. Allâhumma ashlih dzâta bainihim, wa allif baina qulûbihim, waj‘al fî qulûbihimul îmâna wal hikmah, wa tsabbithum alâ dînika wa rasûlik, wa auzi‘hum an yûfû bi‘ahdikalladzî ‘âhadtahum alaih, wanshurhum ala ‘aduwwihim wa ‘aduwwika ilâhal haq, waj‘alnâ minhum, wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammadin wa alâ âlihi wa shahbihî wa sallam.
Artinya, “Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu. Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengaharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir.”
Artinya, “Tuhan kami, jatuhkan azab-Mu kepada orang-orang kafir dan musyrik, (mereka) musuh-musuh agama yang berupaya menghalangi orang lain dari jalan-Mu, mereka yang mendustakan rasul-Mu, dan mereka yang memusuhi kekasih-kekasih-Mu. Ya Allah, ampunilah hamba-hamba-Mu yang beriman laki-laki dan perempuan, kaum muslimin dan muslimat, baik yang hidup maupun yang sudah wafat. Sungguh, Engkau maha dekat dan pendengar segala munajat. Tuhanku, damaikan pertikaian di antara kaum muslimin, bulatkan hati mereka, masukkan kekuatan iman dan hikmah di qalbu mereka, tetapkan mereka di jalan nabi dan rasul-Mu, ilhami mereka untuk memenuhi perjanjian yang telah Kauikat dengan mereka, bantulah mereka mengatasi musuh mereka dan seteru-Mu. Wahai Tuhan hak, masukkanlah kami ke dalam golongan mereka itu. Semoga shalawat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.”
Demikianlah penjelasan panjang lebar tentang Doa Qunut baik itu shalat subuh, witir dan nazilah semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Doa Qunut ini memang sering terjadi pertantang di negara kita utamanya antara NU dan Muhammadiyah namun alahkah baiknya perbedaan ini menjadikan rahmat yang menyatukan umat Islam di seluruh Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *