Beritabawean.com – Kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia tidak lepas dari jasa para pahlawan. Mereka berjuang sekuat tenaga mempertaruhkan jiwa dan raga agar bangsa ini terbebas dari penjajahan dan penindasan negara lain.
Perjuangan mereka tidak berhenti saat proklamasi di bacakan, tetapi mereka terus berjuang menjaga kemerdekaan dari rongrongan bangsa lain yang tidak menginginkan negara ini merdeka. Seperti saat perang konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia pada tahun 1962.
Perang yang didasari keinginan Federasi Malaya atau yang lebih dikenali dengan Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961 untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak kedalam Federasi Malaysia yang tidak sesuai dengan Persetujuan Manila. Keinginan ini kemudian ditentang oleh Ir. Soekarno.
Presiden Republik Indonesia pertama itu menganggap Malaysia pada waktu hanya sebagai boneka Inggris dan federasi Malaysia hanya dijadikan alat oleh Inggris untuk menguasai daerah ini yang akhirnya akan mengancam kemerdekaan Indonesia.
Konfrontasi Indonesia-Malaysia ini tidak bisa dilepaskan dengan kisah heroik pahlawan Indonesia Harun Tahir dan sahabat seperjuangannya Usman, keduanya gugur, nyawanya melayang ditiang gantungan negara Singapura.
49 tahun kejadian itu telah berlalu, namun masyarakat pulau Bawean akan tetap mengenang kepahlawanan Harun Tahir. Ada 4 fakta tentang Harun Tahir yang membuat orang Bawean bangga kepadanya.
1 | Satu Satunya Pahlawan Asal Pulau Bawean
Harun Bin Said Alias Tahir Bin Mandar atau lebih dikenal dengan Harun Tahir lahir di pulau Bawean 14 April 1947. Harun Tahir adalah satu satunya pahlawan asal pulau Bawean dengan SK Presiden RI No.050/TK/Tahun 1968, tanggal 17 Oktober 1968. Keluarganya saat ini berada di desa Ponggo kecamatan Tambak.
Setelah lulus SMA, Harun Tahir tertarik masuk Angkatan Laut. Pada tahun 1964 akhirnya diterima sebagai korps komando (KKO) yang saat ini dikenal dengan korps Marinir saat mendaftar usianya 18 tahun. Sebagai anak yang di besarkan di pulau yang di kelilingi laut dia tidak merasa kesulitan ketika dia menjadi anggota Angkatan Laut.
Keluarga Harun Tahir Foto : Beritagresik |
2 | Bertaruh Nyawa Demi NKRI
Sebagai anggota militer yang berfungsi menjaga kedaulatan negara dia harus siap kapanpun dan dimanapun untuk menjalankan misi negara. Nyawanyapun siap dipertaruhkan untuk menjalankan tugas itu. Saat Indonesia membentuk sukarelawan Dwikora ( Dwi Komando Rakyat ). Dengan semangat mudanya Kopral Dua KKO Harun Tahir mendaftarkan dirinya dalam dinas militer itu.
Karena keahliannya dibidang sabotase Harun Tahir ditugaskan untuk menyusup ke Singapura untuk melakukan serangkaian serangan dan sabotase. Pada saat itu Singapura banyak dihuni tentara sekutu. Dalam menjalankan misinya tersebut Harun Tahir di temani Kopral KKO Usman dan KKO Gani Bin Arup. Dengan membawa 12.5 Kg bahan peledak, Ketiga prajurit pemberani tersebut berhasil masuk ke Singapura dengan perahu karet. Pada tanggal 10 Maret 1965 mereka berhasil meledakkan gedung Mac Donald House yang terletak di pusat kota yang banyak dihuni warga Inggris.
Peristiwa tersebut membuat Singapura gempar. Usai melaksanakan misinya mereka melarikan diri, namun sayang motor boat yang mereka naiki mengalami kerusakan mesin dan akhirnya tertangkap kapal patroli pasukan musuh pada tanggal 13 Maret 1965 sedangkan Gani bin Arup berhasil lolos. Kemudian keduanya di bawa kembali ke Singapura untuk diadili. Pengadilan Singapura memvonis keduanya dengan hukuman mati.
3 | Tegar Menghadapi Hukuman
Kurang lebih 6 bulan sejak penangkapan, mereka meringkuk di tahanan, sampai akhirnya mereka menerima vonis hukuman gantung dari pengadilan Singapura. Sedangkan di Indonesia sedang terjadi pemberontakan G 30 S/PKI. Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai usaha untuk membebaskan keduanya. Dari mulai jalur pengadilan, diplomasi hingga permohonan grasi kepada presiden Singapura Yusuf Bin Ishak. namun semua usaha tersebut tidak berhasil.
Upacara Penyambutan Jenazah KKO Harun Tahir |
Keduanya tampak tegar menghadapi hukuman mati yang akan di terimanya hal itu terlihat dari surat yang dikirim keduanya kepada keluarga masing masing yang menghabarkan waktu hukuman gantung yang akan diterimanya. Pada Jam 06.00 Tanggal 17 Oktober 1968 hukuman itu dilaksanakan. Kemudian jenazah keduanya di jemput pesawat khusus dari Jakarta. Setibanya di lapangan terbang Kemayoran jenazah keduanya di sambut dengan upaca militer, Suasana Kemayoran saat itu penuh dengan haru dan isak tangis rakyat Indonesia yang hadir pada saat itu.
4 | Namanya Diabadikan Menjadi Nama Kapal Perang Dan Bandara
Kebanggan bangsa Indonesia terhadap Harun Tahir tidak hanya cukup memberinya gelar pahlawan nasional, namun nama Harun Tahir juga diabadikan nama kapal Perang TNI AL yaitu KRI Usman Harun. Selain di jadikan nama kapal perang nama Harun Tahir juga di jadikan nama bandara di tanah kelahirannya pulau Bawean Bandara Harun Thohir, yang telah di resmikan pada awal tahun 2016 lalu.