Pernikahan merupakan suatu ibadah dimana suami istri wajib Taat kepada tuhannya dan melaksanakan segala apa yang telah diperintahkan. Istri patuh pada suami merupakan salah satu cara mendapat keridhaan Allah.
Bahtera rumah tangga ibarat sebuah perahu yang berlayar mengarungi lautan. Kadang perahu itu berlayar dengan tenang, kadang juga diterpa ombak sana sini. Namun seoran g pengemudi perahu harus tetap tenang walau dalam keadaan apapun harus bisa mengimbanginya supaya perahu tersebut tetap bisa terkendali.
Para istri yang mulia, kalaulah ada didunia ini keluarga yang tidak pernah ada masalah tentu keluarga tersebut adalah keluarga nabi kita Muhammad SAW. Karena hanya beliaulah manusia yang paling sempurna di dunia ini. Tetapi pada kenyataannya rumah tangga beliau juga tidak luput dari masalah.
Dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Adakalanya kita rasakan kedamaian, kenikmatan serta kebahagiaan. Tetapi bisa kapan saja semuanya itu hilang dan harus menghadapi rasa pahitnya kehidupan. Kehidupan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Dalam mengahadapi problematika rumah tangga seperti ini sangat dibutuhkan seorang nahkoda keluarga yang bijaksana serta dukungan dari anggota keluarganya supaya dapat mengendalikan keadaan dengan sebaik baiknya tanpa ada yang tersakiti.
Perselisihan antara suami istri merupakan hal biasa yang pasti terjadi dan tidak mungkin bisa dihindari. Bagaimana tidak? Saat 2 insan manusia dengan watak dan karakter berbeda harus hidup bersama dan menghabiskan segala sisa waktunya bersama. Tentunya pasti ada perselisihan pendapat atau lainnya.
Walau demikian, kedua pasangan haruslah saling bergandengan tangan. Meskipun berselisih paham yakinlah bahwa itu bisa diselesaikan dan semakin bertambahnya kadar perselisihan paham itu maka keduanya akan semakin mengenali satu sama lain dan kedepannya bisa melewati problema rumah tangga dengan lebih bijaksana.
Sebagai seorang muslim muslimah kita harus meyakini bahwasanya apa yang terjadi merupakan kehendak allah yang tak mungkin kita hindari. Tentunya di balik problema ini pasti ada hikmah yang kita tidak pernah tahu apa itu hikmahnya jika kita tidak mau berpikir positif.
3 Hikmah yang wajib anda sadari di balik problematika rumah tangga yang dialami sepasang suami istri :
1. Pertama, adakalanya hal ini menjadi kesempatan untuk menambah kapasitas timbangan kebaikan kita disisi Allah
Dalam sebuah sabda nabi dijelaskan bahwasanya \”barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan bagi dirinya niscaya Allah akan menimpakan musibah sebagai ujian kepadanya\”
Kadangkala seorang wanita sudah berusaha untuk menjadi wanita muslimah yang sejati. Dan sudah menjadi istri shalihah untuk suami yang dicintainya. Namun kenyataannya suaminya bersikap tidak seperti yang ia harapkan.
Suaminya ternyata tidak memberikan respon positif terhadapnya. Jika dalam menghadapi problematika seperti ini maka hendaknya kita menyadari bahwasanya ini hanya sebuah ujian dari Allah supaya kita bisa lebih bersabar dalam menghadapi suami demi mendapat ridhanya.
2. Kedua, Adakalanya problematika itu sebagai teguran dari Allah SWT. Atas dosa yang kita lakukan.
Seorang ulama\’ salaf mengatakan \” sungguh aku bisa mengetahui akibat dari perbuatan maksiatku melalui prilaku istri dan hewan tungganganku\”
Demikianlah tabiat dasar manusia yaitu Lalai. Saat seseorang dikaruniai kelapangan hidup, rezeki yang cukup, badan sehat dan keluarga yang menyenangkan, ia pun lupa siapa yang memberi kebahagiaan semua ini. Ia pun lalai untuk mengingat Allah. Lupa berdzikir dan enggan membaca alqur\’an. Seakan dengan kebahagiaan yang dimilikinya membuat ia tidak butuh lagi Allah ( Naudzubillahi min dzalik)
Saat semuanya sudah berbalik arah. Suami yang dulunya lembut jadi kasar. Anak yang penurut jadi pembangkang. Bisnis yang lancar jadi bangkrut dan badan yang sehat jadi sakit sakitan maka barulah ia akan memohon pada Allah. Sadarlah wahai saudaraku bahwasanya problema ini terjadi karena kelalaian kita sebagai hamba Allah.
3. Ketiga, kita dapat memandang dunia dengan pandangan yang hakiki
Menyakini bahwa di dunia ini tidak ada yang kekal dan hakiki merupakan salah satu bukti kesempurnaan iman seseorang.
Dalam dunia ini tidak satu pun yang sempurna dan hakiki. Sebesar apapun kebahagiaan yang dialami oleh seseorang tetap ada cacat dan kurangnya. Begitu juga sebaliknya seberat apapun musibah yang dialami pasti ada nikmat yang patut di syukuri.